Rabu, 27 November 2013

PENGEMBANGAN SISTEM EVALUASI PAI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
P U R W O R E J O
2 0 1 3

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
        Pendidikan pada hakekatnya adalah perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang diinginkan pada diri peserta didik. Merancang alat evaluasi merupakan salah satu langkah yang tidak boleh di tinggalkan dalam perencanaan dan desin pembelajaran. Melalui evaluasi yang tepat bukan saja dapat menentukan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi juga sekaligus dapat melihat efektivitas program desain yang telah direncanakan.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apa yang dimaksud dengan evaluasi itu ?
2.         Apa yang dimaksud Tes Hasil Belajar itu?



















BAB II
PEMBAHASAN

A.      EVALUASI PENGAJARAN
1.         Pengertian
        Guba dan Lincoln mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan (evaluation).[1])  Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2011) evaluasi adalah proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran.[2])
        Rumusan itu mempunyai tiga karakteristik evaluasi. Pertama, evaluasi adalah suatu proses yang terus-menerus dimulai sebelum dilaksanakannya pengajaran sampai dengan berakhirnya pengajaran.
        Kedua, proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu, yakni untuk mendapat jawaban-jawaban tentang bagaimana memperbaiki pengajaran.
        Ketiga, evaluasi menuntut penggunaan alat-alat ukur yang akurat dan bermakna untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan. Dengan demikian, evaluasi merupakan proses yang berkenaan dengan mengumpulkan informasi yang memungkinkan untuk menentukan tingkat kemajuan pengajaran dan bagaimana berbuat baik pada waktu-waktu mendatang.

2.         Fungsi dan Tujuan Evaluasi
        Evaluasi pada umumnya mengandung fungsi dan tujuan sebagai berikut : [3])
a.         Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar para siswa.
b.        Untuk menempatkan para siswa ke dalam situasi belejar mengajar yang tepat dan serasi dengan tingkat kemampuan, minat, dan berbagai karakteristik yang dimiliki oleh setiap siswa.
c.         Untuk mengenal latar belakang siswa (Psikologis, fisik, dan lingkungan), yang berguna, baik dalam hubungan dengan fungsi kedua maupun untuk menentukan sebab-sebab kesulitan belajar para siswa.
d.        Sebagai umpan balik bagi guru yang pada gilirannya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan program remedial bagi siswa.
e.         Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan di sekolah.[4])

3.         Jenis-Jenis Evaluasi
a.         Evaluasi sumatif, yaitu untuk menentukan angka keberhasilan hasil belajar para siswa.
b.        Evaluasi penempatan, yaitu menempatkan para siswa dalam situasi belajar mengajar yang serasi.
c.         Evaluasi diagnostik, untuk membantu para siswa mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang mereka hadapi.
d.        Evaluasi formatif, untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Artinya dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung untuk melihat kemajuan belajar siswa.

4.         Prinsip Evaluasi
        Agar evaluasi dapat dilaksanakan sebagaimana yang direncanakan, maka para penilai (evaluator) harus mengikuti prinsip-prinsip evaluasi yang telah ditentukan, yaitu :
a.         Prinsip Keterpaduan
Dalam kegiatan penilaian harus memperhatikan tujuan-tujuan instruksional serta bahan ajar yang diajarkan pada siswa, sehingga setiap butir soal yang dibuat tidak boleh keluar dan menyimpang dari aspek-aspek bahan ajar tersebut.
b.        Prinsip Kelengkapan
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh sesuai dengan tujuan penilaian dan ruang lingkup bahan ajar yang ingin diungkap.
c.         Prinsip Kesinambungan
Prinsip kesinambungan ini mengandung pengertian bahwa agar dapat memperoleh pemahaman yang memadai tentang anak didik, maka diperlukan program evaluasi yang berkelanjutan.
d.        Prinsip Obyektifitas
Evaluasi yang dilakukan guru harus dilakukan secara tepat berdasarkan data obyektif kemajuan belajar siswa, bukan berdasarkan pengamatan dan pertimbangan subyektif guru.
e.         Prinsip Relevansi
Dengan hasil evaluasi, pengambilan keputusan penilaian harus didasarkan pada data yang relevan dengan tujuan penilaian.
f.         Prinsip Keteraturan
Dalam melakukan evaluasi, kita harus mengetahui dan memperhatikan prosedur dan langkah-langkah evaluasi yang seharusnya dilakukan.

5.      Teknik-Teknik Evaluasi
a.        Teknik Penilaian Perubahan Perilaku dalam Jangka Panjang
Ada tiga teknik yang dapat digunakan, yaitu :
1)        Observasi langsung
Caranya diambil sampel dari siswa dan diamati secara langsung.
2)        Pengukuran tak langsung
Mengukur perubahan-perubahan dalam standar hidup, kualitas kehidupan, kesadaran sosial dan partisipasi dalam masyarakat.
3)        Pengukuran dengan bantuan orang lain.
Semua teknik sosiologis wawancara dan kuesioner dapat dipakai untuk mengetahui gaya hidup siswa.
b.        Teknik-Teknik Evaluasi Akhir Pengajaran
        Teknik-teknik evaluasi dilaksanakan pada akhir pengajaran yang mencakup evaluasi sebagai berikut :
1)        Teknik Evaluasi Keterampilan Reproduktif
a)         Aspek kognitif, misalnya memecahkan masalah-masalah yang familier dalam rangka menentukan ketepatan dan kecepatan.
b)        Aspek psikomotor, dengan tes tindakan terdapat pelaksanaan tugas yang nyata atau simulasi secara objektif.
c)         Aspek reaktif, dilaksanakan secara langsung dengan pengamatan objektif.
d)        Aspek interaktif, dengan cara menghitung frekwensi kebiasaan dan cara-cara yang baik dalam kondisi tertentu.
2)        Teknik Evaluasi Keterampilan Produktif
a)         Aspek kognitif, memecahkan masalah-masalah yang tidak familier dan pemecahannya tidak rumit.
b)        Aspek psikomotor, tugas-tugas produktif yang menuntut perencanaan strategi.
c)         Aspek reaktif, secara langsung mengamati sistem nilai masyarakat dalam tindakannya di luar sekolah.
d)        Aspek interaktif, dengan observasi keterampilan interaktif dalam kondisi sosial yang nyata atau simulasi dilanjutkan untuk mempelajari perencanaan.
3)        Teknik Menilai Pengetahuan
a)         Teknik penilaian aspek pengenalan (recognition)
Caranya dengan memberikan pertanyaan bentuk pilihan ganda, yang menuntut siswa melakukan identifikasi yang benar.
b)        Teknik penilaian aspek mengingat kembali (recall)
Caranya dengan pertanyaan langsung untuk mengungkap jawaban.
c)         Teknik penilaian aspek pemahaman (comprehension)
Caranya dengan pertanyaan menuntut identifikasi terhadap pernyataan yang benar dan yang salah bentuknya essay.

B.       TES
1.         Tes Keberhasilan Belajar
        Tes keberhasilan belajar atau Penilaian Acuan Patokan (PAP) yaitu tes yang terdiri atas item-item secara langsung mengukur tingkah laku dalam proses pembelajaran.
Jenis-jenis tes yang digunakan adalah :[5])
a.         Tes Prasyarat (entery behavior test)
        Tes ini digunakan manakala guru ingin mengukur apa siswa telah memiliki kemampuan tertentu sebagai syarat untuk memiliki kempuan lain.
b.        Tes Awal (pre test)
        Tes awal adalah tes yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari.
c.         Tes Akhir (post test)
        Tes akhir adalah tes yang digunakan untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi tertentu seperti yang telah dirumuskan dalam indikator belajar.
d.        Tes Pengukur Kemajuan (progress  test)
        Tes ini diberikan secara insidental selama siswa sedang dalam proses mempelajari satu unit pelajaran.

2.         Pengembangan Tes Pengukur Keberhasilan
        Untuk mengembangkan tes pengukur keberhasilan ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
a.         Item tes diturunkan dari indikator hasil belajar.
b.        Item tes harus berorientasi pada hasil belajar.
c.         Item tes perlu menjelaskan dalam kondisi bagaimana hasil belajar dapat itu dapat ditunjukkan.
d.        Setiap indikator hasil belajar sebaiknya disusun lebih dari satu item tes.
e.         Sebaiknya tes disusun dalam berbagai tipe item yang disesuaikan dengan indikator hasil belajar.

3.         Kriteria Tes
        Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki kriteria:
a.         Kriteria Validitas
        Tes sebagai alat ukur dikatakan memiliki validitas seandainya dapat mengukur apa yang hendak diukur. Misal jika guru ingin mengetahui keterpahaman siswa pada materi tertentu maka soal tes juga berisi tentang materi tersebut dan bukan materi yang lain.
b.        Kriteria Reliabilitas
         Tes dikatakan memilik reliabilitas jika dapat menghasilkan informasi yang konsisten. Misal suatu tes diberikan pada sekelompok siswa dan diberikan lagi kepada kelompok tersebut dalam waktu yang berbeda maka akan hasilnya akan sama.

4.         Jenis-jenis Tes
a.         Berdasarkan jumlah siswa
-          tes individu
-          tes kelompok.
b.        Berdasarkan penyusunannya
-          tes buatan guru; tes yang disusun untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh guru.
-          tes standar; tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dan digunakan untuk memprediksi keberhasilan belajar di masa datang.
c.         Berdasarkan cara pelaksanaannya
-          Tes tulisan; adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab item soal secara tertulis. Tes tertulis di bagi menjadi tes essay dan tes objektif.
-          Tes lisan; adalah tes yang menggunakan bahasa secara lisan yang bertujuan menilai kemampuan nalar siswa.
-          Tes perbuatan; adalah tes dalam bentuk peragaan.

5.         Tes Evaluasi Pengetahuan
        Penilaian terhadap pengetahuan pada tingkat satuan pelajaran menuntut perumusan secara khusus yang dikategorikan sebagai berikut;
a.         Pertanyaan tentang fakta.
Pertanyaan untuk ingatan, ajukan pertanyaan mengenai fakta, mengenal fakta. Untuk pemahaman minta untuk menerangkan dengan kata-kata sendiri.
b.        Pertanyaan tentang konsep
Pertanyaan untuk ingatan, tanyakan tentang contoh dan merumuskan definisi. Untuk pemahaman tanyakan mengklasifikasikan contoh-contoh.
c.         Pertanyaan tentang prosedur
Untuk ingatan, tanyakan tentang cara perumusan langkah-langkah dan urutan yang benar. Untuk pemahaman, tanyakan tentang menjelaskan titik-titik kunci yang mengatur perilaku yang efektif.
d.        Pertanyaan tentang prinsip
Pertanyaan ingatan, tanyakan mengenai perumusan aturan atau perangkat aturan. Untuk pemahaman, tanyakan tentang contoh penerpan.

6.         Konstruksi Tes Kognitif
        Banyak tes tertulis yang dianggap memadai untuk mengevaluasi suatu tujuan. Guru harus yakin bahwa materi tes dalam bentuk item-item bisa digunakan sebagai alat evaluasi yang akurat.
a.         Penulisan Item-item
Thorndike dan Hagen mengungkapkan beberapa petunjuk dalam pembuatan soal tes.
1)        Writing Essay Question (pertanyaan esai)
-        Proses mental yang bagaimana yang diharapkan dari siswa dalam menjawab soal.
-        Gunakan materi novel dan sistematika pengorganisasian dalam pertanyaan
-        Mulailah pertanyaan dengan kata “ bandingkan.., bedakan.., dan lain-lain.
-        Tulis pertanyaan yang jelas dan tidak membingungkan.
-        Sesuaikan panjang jawaban dengan tingkat kematangan siswa.
2)        Writing choice item (penulisan pilihan ganda)
-        Suatu item harus jelas
-        Masukkan item sebanyak mungkin dalam bagan dan gunakan option sependek mungkin.
-        Soal berisi materi yang penting saja untuk memperjelas masalah.
-        Usahakan hanya ada satu jawaban yang paling tepat.
-        Usahakan jawaban yang salah masih masuk akal


b.        Me-review Item
        Seorang guru yang telah menyusun soal-soal hendaknya me-review kembali untuk mengetahui item-item mana yang kurang tepat.

c.         Pengumpulan Data dan Pengelolaan Tes
        Pengumpulan data menjadi bahan tes merupakan prosedur langsung. Pengerjaan item-item tes sebaiknya dimulai dari yang paling mudah menuju yang paling sukar dengan mempertimbangkan waktu. Selain itu guru juga harus yakin bahwa siswa dapat mengerjakannya dengan baik. Waktu yang disediakan juga cukup agar siswa mendapat kesempatan yang cukup untuk mengerjakan tes dengan sebaik-baiknya.

d.        Menafsirkan Hasil Penilaian
       Tes yang digunakan dalam evaluasi hasilnya berupa skor. Skor ini yang memberikan informasi tentang kelancaran belajar mengajar. Jika menghasilkan angka yang rendah maka guru cepat-cepat mencari penyebabnya untuk melakukan perbaikan.
















BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud evaluasi adalah proses yang berkenaan dengan mengumpulkan informasi yang memungkinkan untuk menentukan tingkat kemajuan pengajaran dan bagaimana berbuat baik pada waktu-waktu mendatang. Hal tersebut di tunjang dengan pemahaman mengenai fungsi dan tujuan evaluasi, jenis-jenis evaluasi, prinsip evaluasi, dan teknik evaluasi.
Atas dasar hal tersebut kemampuan mengembangkan evaluasi merupakan keharusan bagi desainer pembelajaran. Sebagai alat ukur keberhasilan siswa mencapai kompetensi maka diperlukan alat evaluasi berupa tes hasil belajar atau Penilaian Acuan Patokan (PAP) yang dijabarkan dalam petunjuk pengembangan tes, kriteria-kriteria tes, jenis-jenis tes, dan konstruksi tes.




















DAFTAR PUSTAKA

-        Hamalik, Oemar. 2011.  Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : PT Bumi aksara.
-        Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group.







[1]   Sanjaya Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group. Hal. 241
[2]   Hamalik Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasakan Pendekatan Sistem. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hal, 210.
[3]   Hamalik Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasakan Pendekatan Sistem. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hal, 211
[4]   Sanjaya Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group. Hal. 244
[5]   Sanjaya Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group. Hal. 236