Sabtu, 28 April 2012

POLA INSTRAKSIONAL DAN PENGEMBANGAN SISTEM INSTRAKSIONAL


A.     POLA INSTRAKSIONAL
Adalah bentuk instraksional / pembelajaran yang pernah berlangsung dalam sejarah perkembangannya.
1.      Pola konvensional / kuno
Pada pola ini guru menjadi satu-satunya sumber belajar (one book teaching). Pada pola ini guru mengendalikan sepenuhnya pada proses instraksional / pembelajaran.
2.      Suatu pola pembelajaran / instraksiona dimana guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar, namun peran media, alat pembelajaran telah menjadi sumber belajar alternatif.
3.      Suatu pola instraksional dimana guru tidak perlu lagi hadir secara langsung di ruang kelas namun cukup dengan media seperti modul yang telah distandarisasi menurut struktur pembelajaran yang lazim berlaku (Sistem Belajar Jarak Jauh /SBJJ)
4.      Suatu pola instraksional dimana siswa menciptakan sendiri pola pembelajarannya berdasarkan standarisasi kurikulm yang masih berlaku. Pola ini hanya bisa berlangsung bagi peserta didik yang telah memiliki kesadaran dan disiplin tinggi untuk mencapai tujuan belajar.

B.      PENGEMBANGAN SISTEM INSTRAKSIONAL
Suatu cara yang ditempuh untuk menciptakan sistem instraksional yang meliputi materi, strategi, metode dalam rangka mencapai tujuan belajar. Hasilnya belajar instraksional adalah terciptanya serangkaian langkah rancangan yang dikembangkan secara empiris dalam kegiatan instraksional guna mencapai tujuan belajar.

C.      UNSUR-UNSUR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRAKSIONAL
1.      Tujuan pembelajaran
2.      Materi pengajaran
3.      Strategi pembelajaran
4.      Metode pembelajaran
5.      Evaluasi pembelajaran

D.     FUNGSI PENGEMBANGAN SISTEM INSTRAKSIONAL
Sebagai panduan dalam mengembangkan / melaksanakan pembelajaran secara factual / empiris

PERENCANAAN PEMBELAJARAN


FUNGSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1.      Untuk mengukur keberhasilan belajar siswa
2.      Untuk mengukur keberhasilan aktivitas pembelajaran
3.      Titik tolak/ dasar memperbaiki pembelajaran atau mengembangkan efektifitas pembelajaran

PENDEKATANA SISTEM DALAM PEMBELAJARAN
A.     PENGERTIAN
1)      Pendidikan / approud
Cara memulai untuk melakukan serangkaian  kesatuan kegiatan untuk mencapai tujuan
2)      Sistem
Suatu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan sehingga menjadi suatu kesatuan yang benar
B.      CIRI-CIRI SISTEM
1)      Mempunyai tujuan yang harus dicapai (indikator)/ target
2)      Memiliki komponen-komponen/bagian-bagian yang berfungsi secara efektif
3)      Ada interaksi secara korelatif (hubungan) positif antara komponen
4)      Ada penggabungan antara komponen sehingga membentuk keterpaduan
5)      Ada penilaian, untuk mengukur kemampuan keberhasilan, control guna memperbaiki kekurangan pembelajaran
C.      APLIKASI / PENYERAPAN
1)      Khotmen; mengajukan model dengan manajemen pendidikan
a)      Identifikasi prioritas kebutuhan dan masalah yang terkait
Contoh : pengajaran PAI di SMA dan SMK berbeda
b)      Menempatkan persyaratan dalam memecahkan masalah dengan berbagai alternatif yang tersedia
c)      Menerapkan strategi pemecahan masalah
d)      Melaksanakan strategi yang telah dipilih/ditetapkan
e)      Penilaian hasil kerja / pembelajaran berdasarkan kebutuhan dan masalah yang ditetapkan
f)       Perbaikan sebagaian atau keseluruhan

Untuk melakukan hal-hal tersebut di atas maka guru harus melakukan kegiatan sebagai berikut :
? Guru mengumpulkan data / keemahan pembelajaran dan menganalisanya
? Perhatian guru tertuju pada tujuan pembelajaran
? Penyimpulan dan melaksanakan

2)      Jams Fian; mengajukan model pembelajaran dengan mengkombinasikan secara unik dan hubungan interaktif antara komponen. Dengan model pelaksanaan sebagai berikut :
? Presentasi masa : guru mempresentasikan pelajaran umum
? Pembelajaran individual secara otomatis. Ada tanya jawab, tes dan hasilnya dievaluasi.
? Melakukan asimilasi (pencampuran) antara pembelajaran individual dan masal
? Study individual siswa
? Melakukan evaluasi / ujian

Jumat, 27 April 2012

STUDI FILSAFAT ISLAM


Pengertian Filsafat Islam
Filsafat berasal dari bahasa Yunani ‘philoshopia’ artinya cinta kebijaksanaan. Dikalangan muslim biasa disebut dengan hikmah.
Al-Farabi mendefinisikan filsafat:
العلم بالموجودات بماهي موجدة
mengetahui semua wujud karena ia wujud”
عيلم اموجودات بالعلّل بعيده
ilmu tentang wujud-wujud melalui sebab-sebabnya yang jauh”, yaitu pengetahuan yang akan sampai pada sebab musabab sesuatu.
Ibrahim Madzkur : mengartikan filsafat Islam sebagai segala studi filsafat yang ditulis di dalam dunia Islam baik penulisnya orang Islam, Kristen atau yahudi.
Endang Saifudin Anshari:  mengartikan bahwa filsafat Islam adalah falsafah Qur’aniyah ; filsafah yang berorientasi kepada Al-Qur’an dalam mencari jawaban mengenai masalah-masalah asasi filsafat (hakekat tuhan, hakekat manusia, dan hakekat alam semesta) kepada wahyu.

Sejarah Filsafat Islam
Tradisi pemikir filosofis lahir di Yunani pada 600 SM. Filsafat Islam bukanlah jiplakan dari filsafat Yunani. Sumber inspirasi dari pemikir-pemikir Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi s.a.w. Pemikir Islam jelas berbeda pandangan dengan filosof Yunani mengenai Allah, manusia dan alam. Pemikir muslim menekankan wahyu sebagai sumber pengetahuan.

Hakekat Filsafat Islam
Menurut Dr. Musa Asy’ari hakekat filsafat Islam adalah aqal dan Al-Qur’an. Aqal berperan sebagai penggerak aktivitas kefilsafatan dan Al-Qur’an sebagai ciri khas keislamannya dan bersifat spiritual. Menggunakan akal dalam Al-Qur’an artinya berfikir dan berzikir, berpikir tentang ciptaan Tuhan dan berzikir tentang kekuasaan Tuhan.

Objek Filsafat Islam
Objek kajian filsafat Islam adalah sama dengan kajian filsafat pada umumnya, hanya saja perbedaan terletak pada komitmen terhadap Qur’ani. Oleh sebab itu objek kajian filsafat Islam yaitu Allah, alam, manusia dan kebudayaan.

Metode Filsafat Islam
Empirisme
Empirisme menganggap sumber kebenaran adalah dari indera (batin termasuk juga indera). Menurut Muhammad Iqbal, empirisme diakui juga oleh Al-Qur’an dalam angka mencari pengetahuan. Contohnya QS.Al-Baqarah 164.

Rasionalisme
Rasionalisme memandang bahwa pengetahuan diperoleh dari apa yang kita pikirkan dan akal mampu untuk mengungkapkan kebenaran.

Irrasionalisme (Intuisi/Hati nurani)
Pengetahuan intuisi menyatakan bahwa bentuk kebenaran maupun pengetahuan diberikan oleh Tuhan  kepada orang yang beriman melalui hatinya.

Metode Pembuktian Kebenaran
Ibn Rusyd mengatakan ada tiga cara untuk melakukan pembuktian kebenaran
Metode retorika (al-khitabiyah)
Metode Dialektik (al-jadaliyah)
Metode Demonstrasi (al-burhaniyah)

Rabu, 18 April 2012

DEMONSTRASI


Demonstrasi, atau lebih popular disebut DEMO!!! Banyak opini yang berkembang di tengah-tengah masyarakat menanggapi sebuah aksi demo, khususnya yang terjadi akhir-akhir ini menyikapi rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Ada yang pro dan ada juga yang kontra, itu sah-sah saja karena kita hidup di negeri yang katanya menganut sistem demokrasi dimana kebebasan berpendapat dijamin disini. Betulkah ?

Yang terlintas di benak orang-orang, aksi demo adalah seperti apa yang mereka lihat di TV, baku hantam, pengrusakan dan kadang penjarahan. Wajar jika mereka mengatakan demo itu meresahkan. Tapi buat diriku demo itu sebuah seni, seni menyalurkan aspirasi kepada pemerintah. Aku setuju dengan teman-teman aktivis, mereka mengatakan bahwa demo itu kita ingin menunjukkan sikap bahwa kita menolak kebijakan pemerintah (kenaikan BBM), “BBM jadi naik atau tidak itu menjadi urusan kedua”. Lantas timbul pertanyaan, kenapa tidak pakai surat saja? Ingat aksi bakar diri yang dilakukan seorang aktivis beberapa waktu yang lalu ? Usut punya usut ternyata dia sudah mengirim surat kepada presiden sebanyak 1000 surat, dan semua tak ada jawaban sama sekali. Jadi bakar diri merupakan bentuk kekecewaan terhadap pemerintah, yang jelas-jelas tak perduli dengan rakyatnya. Mereka sibuk menutupi aib-aib mereka yang tersandung kasus-kasus korupsi. ( Jangan-jangan isu kenaikan BBM itu hanya sebuah pengalihan perhatian public terhadap kasus-kasus korupsi yang melibatkan pejabat-pejabat negara atau para wakil akyat, dengan isu kenaikan BBM ini  memberi waktu jeda kepada mereka untuk menyusun strategi agar terlepas dari jeratan hukum). Bajingan tengik!
Demonstrasi yang dilakukan oleh aktivis dari mahasiswa, dinilai oleh banyak kalangan sebagai gerakan murni menyerukan aspirasi rakyat. Karena mahasiswa tidak terikat pada parpol manapun jadi tidak ada unsur kepentingan politik walau sejatinya aksi demo merupakan sikap politik pula. Tidak bisa dipungkiri bahwa lengsernya dua kekuasaan tiran (Soekarno dan Soeharto) juga karena gerakan mahasiswa. Walau demikian, gerakan murni ini sangat rentan di tunggangi oleh kepentingan-kepentingan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Demonstrasi bukan masalah iman dan nggak iman, kalo masalahnya iman dan nggak iman tidak perlu ada APBN donk! Demonstrasi adalah konsekwensi logis di negeri yang menganut paham demokrasi, walau ala barat sekalipun. Jika pemerintahannya sudah tidak berpihak pada rakyat, maka harus ada yang menyerukan bahwa rakyat tidak setuju dengan kebijakan pemimpinnya. Saya yakin, rakyat kecil yang merasakan langsung dampak kenaikan BBM itu jika mereka tahu caranya pasti mereka juga akan bilang ketidak setujuannya. Tapi dengan segala keterbatasan mereka akhirnya pasrah dengan berkata “nggeh monggo mawon”. Itu tentunya yang membuat hati kami (para aktivis mahasiswa) miris dan tak bisa menerimanya dan harus ada langkah nyata untuk menyerukan jeritan itu apa lagi kalau bukan demo…