PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
P U R W O R E J O
2 0 1 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
pada hakekatnya adalah perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah
laku yang diinginkan pada diri peserta didik. Merancang alat evaluasi merupakan salah satu langkah yang tidak boleh di
tinggalkan dalam perencanaan dan desin pembelajaran. Melalui evaluasi yang
tepat bukan saja dapat menentukan keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran, akan tetapi juga sekaligus dapat melihat efektivitas program
desain yang telah direncanakan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan evaluasi itu ?
2.
Apa yang dimaksud Tes Hasil Belajar itu?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
EVALUASI PENGAJARAN
1.
Pengertian
Guba dan
Lincoln mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses memberikan pertimbangan
mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan (evaluation).[1]) Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2011)
evaluasi adalah proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran
informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu
sistem pengajaran.[2])
Rumusan itu
mempunyai tiga karakteristik evaluasi. Pertama, evaluasi adalah suatu
proses yang terus-menerus dimulai sebelum dilaksanakannya pengajaran sampai
dengan berakhirnya pengajaran.
Kedua, proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu,
yakni untuk mendapat jawaban-jawaban tentang bagaimana memperbaiki pengajaran.
Ketiga, evaluasi menuntut penggunaan alat-alat ukur yang akurat
dan bermakna untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat
keputusan. Dengan demikian, evaluasi merupakan proses yang berkenaan dengan
mengumpulkan informasi yang memungkinkan untuk menentukan tingkat kemajuan
pengajaran dan bagaimana berbuat baik pada waktu-waktu mendatang.
2.
Fungsi dan Tujuan Evaluasi
Evaluasi pada umumnya mengandung fungsi dan tujuan sebagai berikut : [3])
a.
Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil
belajar para siswa.
b.
Untuk menempatkan para siswa ke dalam situasi
belejar mengajar yang tepat dan serasi dengan tingkat kemampuan, minat, dan
berbagai karakteristik yang dimiliki oleh setiap siswa.
c.
Untuk mengenal latar belakang siswa (Psikologis,
fisik, dan lingkungan), yang berguna, baik dalam hubungan dengan fungsi kedua
maupun untuk menentukan sebab-sebab kesulitan belajar para siswa.
d.
Sebagai umpan balik bagi guru yang pada
gilirannya dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
program remedial bagi siswa.
e.
Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk
semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan di sekolah.[4])
3.
Jenis-Jenis Evaluasi
a.
Evaluasi sumatif, yaitu untuk menentukan
angka keberhasilan hasil belajar para siswa.
b.
Evaluasi penempatan, yaitu menempatkan para siswa
dalam situasi belajar mengajar yang serasi.
c.
Evaluasi diagnostik, untuk membantu para siswa
mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang mereka hadapi.
d.
Evaluasi formatif, untuk memperbaiki
proses belajar mengajar. Artinya dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung untuk melihat kemajuan belajar siswa.
4.
Prinsip Evaluasi
Agar evaluasi dapat dilaksanakan
sebagaimana yang direncanakan, maka para penilai (evaluator) harus
mengikuti prinsip-prinsip evaluasi yang telah ditentukan, yaitu :
a.
Prinsip Keterpaduan
Dalam
kegiatan penilaian harus memperhatikan tujuan-tujuan instruksional serta bahan
ajar yang diajarkan pada siswa, sehingga setiap butir soal yang dibuat tidak
boleh keluar dan menyimpang dari aspek-aspek bahan ajar tersebut.
b.
Prinsip Kelengkapan
Penilaian
harus dilakukan secara menyeluruh sesuai dengan tujuan penilaian dan ruang
lingkup bahan ajar yang ingin diungkap.
c.
Prinsip
Kesinambungan
Prinsip
kesinambungan ini mengandung pengertian bahwa agar dapat memperoleh pemahaman
yang memadai tentang anak didik, maka diperlukan program evaluasi yang
berkelanjutan.
d.
Prinsip Obyektifitas
Evaluasi
yang dilakukan guru harus dilakukan secara tepat berdasarkan data obyektif
kemajuan belajar siswa, bukan berdasarkan pengamatan dan pertimbangan subyektif
guru.
e.
Prinsip Relevansi
Dengan
hasil evaluasi, pengambilan keputusan penilaian harus didasarkan pada data yang
relevan dengan tujuan penilaian.
f.
Prinsip Keteraturan
Dalam
melakukan evaluasi, kita harus mengetahui dan memperhatikan prosedur dan
langkah-langkah evaluasi yang seharusnya dilakukan.
5.
Teknik-Teknik Evaluasi
a.
Teknik Penilaian Perubahan Perilaku dalam Jangka Panjang
Ada tiga teknik yang dapat digunakan, yaitu :
1)
Observasi langsung
Caranya diambil sampel dari siswa dan diamati secara
langsung.
2)
Pengukuran tak langsung
Mengukur perubahan-perubahan dalam standar hidup,
kualitas kehidupan, kesadaran sosial dan partisipasi dalam masyarakat.
3)
Pengukuran dengan bantuan orang lain.
Semua teknik sosiologis wawancara dan kuesioner
dapat dipakai untuk mengetahui gaya hidup siswa.
b.
Teknik-Teknik Evaluasi Akhir Pengajaran
Teknik-teknik evaluasi
dilaksanakan pada akhir pengajaran yang mencakup evaluasi sebagai berikut :
1)
Teknik Evaluasi Keterampilan Reproduktif
a)
Aspek kognitif, misalnya memecahkan
masalah-masalah yang familier dalam rangka menentukan ketepatan dan kecepatan.
b)
Aspek psikomotor, dengan tes tindakan terdapat
pelaksanaan tugas yang nyata atau simulasi secara objektif.
c)
Aspek reaktif, dilaksanakan secara langsung
dengan pengamatan objektif.
d)
Aspek interaktif, dengan cara menghitung
frekwensi kebiasaan dan cara-cara yang baik dalam kondisi tertentu.
2)
Teknik Evaluasi Keterampilan Produktif
a)
Aspek kognitif, memecahkan masalah-masalah yang
tidak familier dan pemecahannya tidak rumit.
b)
Aspek psikomotor, tugas-tugas produktif yang
menuntut perencanaan strategi.
c)
Aspek reaktif, secara langsung mengamati sistem
nilai masyarakat dalam tindakannya di luar sekolah.
d)
Aspek interaktif, dengan observasi keterampilan
interaktif dalam kondisi sosial yang nyata atau simulasi dilanjutkan untuk
mempelajari perencanaan.
3)
Teknik Menilai Pengetahuan
a)
Teknik penilaian aspek pengenalan (recognition)
Caranya dengan memberikan pertanyaan bentuk pilihan ganda, yang menuntut
siswa melakukan identifikasi yang benar.
b)
Teknik penilaian aspek mengingat kembali (recall)
Caranya dengan pertanyaan langsung untuk mengungkap jawaban.
c)
Teknik penilaian aspek pemahaman (comprehension)
Caranya dengan pertanyaan menuntut identifikasi terhadap pernyataan yang
benar dan yang salah bentuknya essay.
B.
TES
1.
Tes
Keberhasilan Belajar
Tes keberhasilan belajar atau Penilaian
Acuan Patokan (PAP) yaitu tes yang terdiri atas item-item secara langsung
mengukur tingkah laku dalam proses pembelajaran.
Jenis-jenis
tes yang digunakan adalah :[5])
a.
Tes Prasyarat (entery behavior test)
Tes ini
digunakan manakala guru ingin mengukur apa siswa telah memiliki kemampuan
tertentu sebagai syarat untuk memiliki kempuan lain.
b.
Tes Awal (pre test)
Tes awal
adalah tes yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki
kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari.
c.
Tes Akhir (post test)
Tes akhir
adalah tes yang digunakan untuk mengukur apakah siswa telah menguasai
kompetensi tertentu seperti yang telah dirumuskan dalam indikator belajar.
d.
Tes Pengukur Kemajuan (progress
test)
Tes ini
diberikan secara insidental selama siswa sedang dalam proses mempelajari satu
unit pelajaran.
2.
Pengembangan Tes Pengukur Keberhasilan
Untuk mengembangkan tes pengukur
keberhasilan ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
a.
Item tes diturunkan dari indikator hasil belajar.
b.
Item tes harus berorientasi pada hasil belajar.
c.
Item tes perlu menjelaskan dalam kondisi bagaimana hasil belajar dapat itu
dapat ditunjukkan.
d.
Setiap indikator hasil belajar sebaiknya disusun lebih dari satu item tes.
e.
Sebaiknya tes disusun dalam berbagai tipe item yang disesuaikan dengan
indikator hasil belajar.
3.
Kriteria Tes
Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi,
tes harus memiliki kriteria:
a.
Kriteria Validitas
Tes sebagai alat ukur dikatakan
memiliki validitas seandainya dapat mengukur apa yang hendak diukur. Misal jika
guru ingin mengetahui keterpahaman siswa pada materi tertentu maka soal tes
juga berisi tentang materi tersebut dan bukan materi yang lain.
b.
Kriteria Reliabilitas
Tes dikatakan memilik reliabilitas
jika dapat menghasilkan informasi yang konsisten. Misal suatu tes diberikan
pada sekelompok siswa dan diberikan lagi kepada kelompok tersebut dalam waktu
yang berbeda maka akan hasilnya akan sama.
4.
Jenis-jenis Tes
a.
Berdasarkan jumlah siswa
-
tes individu
-
tes kelompok.
b.
Berdasarkan penyusunannya
-
tes buatan guru; tes yang disusun untuk menghasilkan informasi yang
dibutuhkan oleh guru.
-
tes standar; tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dan
digunakan untuk memprediksi keberhasilan belajar di masa datang.
c.
Berdasarkan cara pelaksanaannya
-
Tes tulisan; adalah tes yang dilakukan dengan cara siswa menjawab item soal
secara tertulis. Tes tertulis di bagi menjadi tes essay dan tes objektif.
-
Tes lisan; adalah tes yang menggunakan bahasa secara lisan yang bertujuan
menilai kemampuan nalar siswa.
-
Tes perbuatan; adalah tes dalam bentuk peragaan.
5.
Tes Evaluasi Pengetahuan
Penilaian terhadap pengetahuan pada
tingkat satuan pelajaran menuntut perumusan secara khusus yang dikategorikan
sebagai berikut;
a.
Pertanyaan tentang fakta.
Pertanyaan untuk
ingatan, ajukan pertanyaan mengenai fakta, mengenal fakta. Untuk pemahaman
minta untuk menerangkan dengan kata-kata sendiri.
b.
Pertanyaan tentang konsep
Pertanyaan untuk
ingatan, tanyakan tentang contoh dan merumuskan definisi. Untuk pemahaman
tanyakan mengklasifikasikan contoh-contoh.
c.
Pertanyaan tentang prosedur
Untuk ingatan,
tanyakan tentang cara perumusan langkah-langkah dan urutan yang benar. Untuk
pemahaman, tanyakan tentang menjelaskan titik-titik kunci yang mengatur
perilaku yang efektif.
d.
Pertanyaan tentang prinsip
Pertanyaan ingatan,
tanyakan mengenai perumusan aturan atau perangkat aturan. Untuk pemahaman,
tanyakan tentang contoh penerpan.
6.
Konstruksi Tes Kognitif
Banyak tes tertulis yang dianggap
memadai untuk mengevaluasi suatu tujuan. Guru harus yakin bahwa materi tes
dalam bentuk item-item bisa digunakan sebagai alat evaluasi yang akurat.
a.
Penulisan Item-item
Thorndike dan Hagen
mengungkapkan beberapa petunjuk dalam pembuatan soal tes.
1)
Writing Essay Question (pertanyaan
esai)
-
Proses mental yang bagaimana yang diharapkan dari siswa dalam menjawab
soal.
-
Gunakan materi novel dan sistematika pengorganisasian dalam pertanyaan
-
Mulailah pertanyaan dengan kata “ bandingkan.., bedakan.., dan lain-lain.
-
Tulis pertanyaan yang jelas dan tidak membingungkan.
-
Sesuaikan panjang jawaban dengan tingkat kematangan siswa.
2)
Writing choice item (penulisan
pilihan ganda)
-
Suatu item harus jelas
-
Masukkan item sebanyak mungkin dalam bagan dan gunakan option sependek
mungkin.
-
Soal berisi materi yang penting saja untuk memperjelas masalah.
-
Usahakan hanya ada satu jawaban yang paling tepat.
-
Usahakan jawaban yang salah masih masuk akal
b.
Me-review Item
Seorang guru yang telah menyusun
soal-soal hendaknya me-review kembali untuk mengetahui item-item mana
yang kurang tepat.
c.
Pengumpulan Data dan Pengelolaan Tes
Pengumpulan data menjadi bahan tes
merupakan prosedur langsung. Pengerjaan item-item tes sebaiknya dimulai dari
yang paling mudah menuju yang paling sukar dengan mempertimbangkan waktu.
Selain itu guru juga harus yakin bahwa siswa dapat mengerjakannya dengan baik.
Waktu yang disediakan juga cukup agar siswa mendapat kesempatan yang cukup
untuk mengerjakan tes dengan sebaik-baiknya.
d.
Menafsirkan Hasil Penilaian
Tes yang digunakan dalam evaluasi
hasilnya berupa skor. Skor ini yang memberikan informasi tentang kelancaran
belajar mengajar. Jika menghasilkan angka yang rendah maka guru cepat-cepat
mencari penyebabnya untuk melakukan perbaikan.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
evaluasi adalah proses yang berkenaan dengan mengumpulkan informasi yang
memungkinkan untuk menentukan tingkat kemajuan pengajaran dan bagaimana berbuat
baik pada waktu-waktu mendatang. Hal tersebut di tunjang dengan pemahaman
mengenai fungsi dan tujuan evaluasi, jenis-jenis evaluasi, prinsip evaluasi,
dan teknik evaluasi.
Atas dasar hal tersebut kemampuan mengembangkan evaluasi merupakan
keharusan bagi desainer pembelajaran. Sebagai alat ukur keberhasilan siswa
mencapai kompetensi maka diperlukan alat evaluasi berupa tes hasil belajar atau
Penilaian Acuan Patokan (PAP) yang dijabarkan dalam petunjuk pengembangan tes,
kriteria-kriteria tes, jenis-jenis tes, dan konstruksi tes.
DAFTAR PUSTAKA
-
Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem. Jakarta : PT Bumi aksara.
-
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta
: Kencana Prenadamedia Group.
[1] Sanjaya
Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta :
Kencana Prenadamedia Group. Hal.
241
[2] Hamalik
Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasakan Pendekatan Sistem.
Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hal, 210.
[3] Hamalik
Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasakan Pendekatan Sistem.
Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hal, 211
[4] Sanjaya
Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta :
Kencana Prenadamedia Group. Hal.
244
[5] Sanjaya
Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta :
Kencana Prenadamedia Group. Hal.
236
sankyuu..membantu sekali artikelnya,, izin copas yah senpai.. :D
BalasHapusboleh.. semoga bermanfaat
Hapusteriakasih atas ilmunya
BalasHapusijin share ya dan copast
BalasHapusiya, silahkan. semoga bermanfaat
BalasHapussama sama
BalasHapus