TRAGEDI
RAJA MIDAS
Yunani, (bahasa Yunani modern: Ελλάδα [Elláda], historis: Ελλάς
[Ellás]; bahasa Inggris: Greece), secara resmi Republik
Hellenik (Elliniki Dimokratia; bahasa Indonesia: Republik Yunani), adalah sebuah negara tempat lahirnya budaya Dunia Barat yang berada di Eropa. (www.wikipedia.org). Taukah Anda bahwa negeri asal
Socrates, Plato, Aristoteles dan para filsuf-filsus kenama ini berasal, ada
sebuah legenda yang sangat terkenal. Apa itu? Legenda mengenai seorang raja
yang rakus dan senang menumpuk kekayaan.
Raja Midas; dia adalah figur
penguasa dalam legenda Yunani Kuno yang menggambarkan seorang yang rakus,
bangga dengan jabatan dan yang paling mencolok adalah kesenangannya dalam
menumpuk kekayaan. Ia mengurbankan kepetingan rakyatnya demi kekayaan diri dan
keluarganya. Hal ini menyebabkan dia dibenci oleh mayoritas rakyat, akan tetapi
tidak ada seorang pun yang berani melawannya. Sampai disini cerita mengenai
Raja Midas masih biasa (sudah dianggap biasa) mengenai keadaan para
penguasa-penguasa negeri.
Yang menarik dari perjalanan Raja
Midas seorang penguasa Anatolia (Asia Kecil) adalah keserakahannya dalam
menumpuk kekayaan sampai-sampai tidak rela jika ada orang lain yang melebihi
kekayaannya. Karena kegilaannya pada harta ini, suatu hari dia mendatangi salah
satu Dewa Yunani yang teramat sakti yaitu Dionyus untuk meminta petunjuk dan
mantra agar ia memiliki tangan ajaib sehingga setiap barang yang disentuhnya
berubah menjadi emas. Entah karena dia seorang raja atau apa alasannya sang
dewa pun mengabulkan permintaannya. Akhirnnya ia memiliki kemampuan merubah apapun
yang dia pegang menjadi emas.
Raja Midas pun mulai berangkat ke
taman. Satu demi satu pepohonan dirubah menjadi emas. Dan sudah bisa ditebak
semua benda yang dia temui disentuhnya hingga berubah menjadi emas. Bangunan
istana dan isinya tak luput ia rubah menjadi emas.
Setelah ia puas dengan merubah
istana dan isinya menjadi emas, kini Raja Midas terasa lelah dan lapar. Ya ya
ya...!!! pasti sudah tau selanjutnya kan??? Yupz betul! Maka dia duduk untuk
makan, dia lupa dengan kesaktian tangannya. Akhirnya sendok dan garpu berubah
menjadi emas tak luput juga makanan dan minuman pun menjadi emas. Dia menjadi
galau!!! Istrinya yang baru pulang jalan-jalan jadi tumpuan kerisauannya. Dia
langsung memeluk anak dan istrinya. Tapi apa yang terjadi, anak dan istrinya
pun justru ikut pula menjadi emas. Kegalauannya semakin parah, hingga meningkat
menjadi galau tingkat lanjut alias gila. Ya Raja Midas yang kaya raya telah
gila karena kekayaannya sendiri.
Dongeng itu masih hidup sampai
saat ini bagi rakyat Anatolia (sekarang ikut wilayah Turki) secara turun
temurun.
Dari cerita itu ada sebuah
simpulan yaitu mengenai matinya hidup akibat keserakahan manusia. Ada yang
berpendapat bahwa “tangan midas” merupakan kemajuan teknologi yang tanpa batas
hingga melanggar nilai-nilai kemanusiaan. Bisa di ambil contoh mengenai kloning
manusia, teknologi dengan kekuatannya telah mengambil alih peran Tuhan di alam
ini. Walau memang teknologi itu pun juga atas kekuatan Tuhan pula. Kita juga
bisa lihat dengan kemampuan mengolah nuklir telah berubah menjadi sesuatu yang
sangat membahayakan bagi kehidupan manusia. Kebocoran kecil saja, ribuan nyawa
dipertaruhkan.
Kita patut berhati-hati dengan
“tangan midas” ini, dengan ilmu dan kemampuan yang kita miliki (bahkan masih
sedikit) pun bisa menjerumuskan kita kedalam kesombongan, merasa benar dan
arogan, mengintimidasi orang lain dengan sikap keangkuhan.
Seperti tulisan saya yang
terdahulu, bahwa hakikat manusia adalah kosong. Jangan sampai kita sombong
dengan ketampanan, kecantikan, kepintaran, kekayaan, kesehatan, dan bahkan
dengan ketidak tampanan atau ketidak cantikan, kebodohan, kemiskinan, sakit
dll. Karena semua adalah semu, semua adalah milik Allah s.w.t.
Kenapa hidup ini penting? Karena
hidup ini tertuju kepada kematian. Mati pengharapan dan doa kita agar di
kabulkan, amal kita diterima. Yang mati hanyalah jasad, sedangkan ruh atau jiwa
akan terus hidup menuju hidup yang kekal. Disinilah pentingnya hidup karena
kehiduan kita kelak dipertaruhkan saat ini.
Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak
percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan. (Aristoteles)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar