Rabu, 18 April 2012

DEMONSTRASI


Demonstrasi, atau lebih popular disebut DEMO!!! Banyak opini yang berkembang di tengah-tengah masyarakat menanggapi sebuah aksi demo, khususnya yang terjadi akhir-akhir ini menyikapi rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Ada yang pro dan ada juga yang kontra, itu sah-sah saja karena kita hidup di negeri yang katanya menganut sistem demokrasi dimana kebebasan berpendapat dijamin disini. Betulkah ?

Yang terlintas di benak orang-orang, aksi demo adalah seperti apa yang mereka lihat di TV, baku hantam, pengrusakan dan kadang penjarahan. Wajar jika mereka mengatakan demo itu meresahkan. Tapi buat diriku demo itu sebuah seni, seni menyalurkan aspirasi kepada pemerintah. Aku setuju dengan teman-teman aktivis, mereka mengatakan bahwa demo itu kita ingin menunjukkan sikap bahwa kita menolak kebijakan pemerintah (kenaikan BBM), “BBM jadi naik atau tidak itu menjadi urusan kedua”. Lantas timbul pertanyaan, kenapa tidak pakai surat saja? Ingat aksi bakar diri yang dilakukan seorang aktivis beberapa waktu yang lalu ? Usut punya usut ternyata dia sudah mengirim surat kepada presiden sebanyak 1000 surat, dan semua tak ada jawaban sama sekali. Jadi bakar diri merupakan bentuk kekecewaan terhadap pemerintah, yang jelas-jelas tak perduli dengan rakyatnya. Mereka sibuk menutupi aib-aib mereka yang tersandung kasus-kasus korupsi. ( Jangan-jangan isu kenaikan BBM itu hanya sebuah pengalihan perhatian public terhadap kasus-kasus korupsi yang melibatkan pejabat-pejabat negara atau para wakil akyat, dengan isu kenaikan BBM ini  memberi waktu jeda kepada mereka untuk menyusun strategi agar terlepas dari jeratan hukum). Bajingan tengik!
Demonstrasi yang dilakukan oleh aktivis dari mahasiswa, dinilai oleh banyak kalangan sebagai gerakan murni menyerukan aspirasi rakyat. Karena mahasiswa tidak terikat pada parpol manapun jadi tidak ada unsur kepentingan politik walau sejatinya aksi demo merupakan sikap politik pula. Tidak bisa dipungkiri bahwa lengsernya dua kekuasaan tiran (Soekarno dan Soeharto) juga karena gerakan mahasiswa. Walau demikian, gerakan murni ini sangat rentan di tunggangi oleh kepentingan-kepentingan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Demonstrasi bukan masalah iman dan nggak iman, kalo masalahnya iman dan nggak iman tidak perlu ada APBN donk! Demonstrasi adalah konsekwensi logis di negeri yang menganut paham demokrasi, walau ala barat sekalipun. Jika pemerintahannya sudah tidak berpihak pada rakyat, maka harus ada yang menyerukan bahwa rakyat tidak setuju dengan kebijakan pemimpinnya. Saya yakin, rakyat kecil yang merasakan langsung dampak kenaikan BBM itu jika mereka tahu caranya pasti mereka juga akan bilang ketidak setujuannya. Tapi dengan segala keterbatasan mereka akhirnya pasrah dengan berkata “nggeh monggo mawon”. Itu tentunya yang membuat hati kami (para aktivis mahasiswa) miris dan tak bisa menerimanya dan harus ada langkah nyata untuk menyerukan jeritan itu apa lagi kalau bukan demo…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar